Ditulis oleh : Arinda
Kategori: Umum - Dibaca: 2875 kali
LEMAK BAIK VS LEMAK JAHAT
oleh : dr. Eka Selvia
Hari Raya Idul Adha yang identik dengan maknan kaya akan lemak hewani telah berakhir, namun terkadang ada masalah baru yang timbul terkait dengan kadar kolesterol seseorang setelah mengkonsumsi cukup banyak daging.
Kolesterol diproduksi oleh tubuh untuk membantu pembentukan sel dan membran di sekitar sel untuk melindunginya. Pada dasarnya kolesterol bukan lemak, namun lebih kepada senyawa kimia yang diproduksi hati. Lemak terdiri atas komponen yang umumnya larut dalam cairan organik namun tak bisa larut dalam air biasa. Ada berbagai lemak yang bisa ditemukan dalam makanan, misalnya lemak tak jenuh (unsaturated fat), lemak trans, asam lemak omega, dan lemak jenuh (saturated fat) yang sering dikaitkan dengan penyakit jantung. Kolesterol juga ditemukan dalam keju, telur, mentega, dan daging merah yang berlemak. Meskipun dibutuhkan, namun konsumsi kolesterol berlebihan tidak baik bagi jantung.
Terdapat dua jenis kolesterol dalam tubuh, yaitu low density lipoprotein (LDL) atau biasa disebut dengan kolesterol jahat dan high density lipoprotein (HDL) atau biasa disebut dengan kolesterol baik. Terlalu banyak kolesterol LDL dalam darah dapat menyebabkan penumpukan lemak di pembuluh darah arteri.
Cara mengukur kolesterol adalah dengan panduan LDL (kolesterol jahat) dan HDL (kolesterol baik). LDL seseorang maksimal sebaiknya 130 miligram dan HDL berkisar di angka 70 miligram. Selain itu, kombinasi keduanya tidak boleh melebihi 200 miligram.
Kolesterol jahat atau LDL yang tinggi bisa diturunkan dengan mengatur pola makan. Diet menjadi langkah awal yang wajib dijalankan. Dengan mengkonsumsi Oat dan kacang – kacangan (almond, kedelai) secara teratur dapat membantu menurunkan kadar LDL. Selain itu kadar LDL dapat dikendalikan dengan mengurangi konsumsi makanan yang terbuat dari tepung terigu (roti, pasta) serta makanan yang kadar gula nya tinggi seperti (softdrink, kue, nasi).