Ditulis oleh : arsanto
Kategori: Penyuluhan - Dibaca: 3724 kali

ALERGI MAKANAN PADA ANAK
Alergi makanan merupakan suatu kumpulan gejala, mengenai banyak organ dan sistem pada tubuh. Alergi adalah suatu perubahan reaksi atau respon pertahanan tubuh yang menolak dan tidak tahan terhadap zat-zat yang sebenarnya tidak berbahaya. Reaksi alergi yang serius dapat muncul dalam waktu yang sangat cepat, mulai dari beberapa menit sampai dengan 2 jam.
Faktor yang Menyebabkan Alergi
1. Faktor genetika
- Jika salah satu orang tua mempunyai alergi, maka anaknya 20-40% beresiko mempunyai alergi.
- Jika kedua orang tua mempunyai alergi, maka anaknya 50-80% beresiko mempunyai alergi.
- Jika kedua orang tua tidak mempunyai alergi maka anaknya dapat beresiko 5-15% mempunyai alergi.
2. Imaturitas usus
3. Paparan alergen yang merangsang timbulnya lgE spesifik.
Gejala Muncul Alergi
- Pipi bayi kemerah-merahan • Bersin–bersin
- Bayi pilek
- Bayi “grok-grok”
- Batuk lama
- Sesak, asthma ( batuk biasanya malam dan pagi hari )
- Kolik ( gelisah, sering rewel )
- Perut kembung, muntah, dan diare
- Mata sering belekan, sering berair pada satu sisi mata, kelopak mata bengkak.
Apakah ASI Mencegah Alergi ?
- ASI eksklusif sampai 6 bulan dapat mencegah dermatitis atopi dan alergi susu sapi sampai usia 2 tahun
- Pemberian ASI sampai 6 bulan, dapat mencegah “mengi ” pada awal kehidupan.
- ASI berisi subtansi alamiah yang dapat membantu pematangan usus bayi, sehingga melindungi terhadap reaksi alergi.
- Meningkatkan “pertumbuhan” lapisan saluran cerna dan pematangan fungsi selaput saluran cerna.
Makanan Apa yang Dapat Memicu Reaksi Alergi ?
Susu sapi, telur, kacang-kacangan, ikan , kerang, udang, gandum, cokelat, tomat, jeruk, dan bahan tambahan makanan (pengawet, penyedap, atau pewarna).
Apakah Alergi Bisa Sembuh ? •
- Secara teoritis tidak bisa di sembuhkan.
- Penanganan hanya dapat mengendalikan gejala untuk mengurangi intensitas dan frekuensi serangan.
- Secara teori pada usia > 5-7 tahun, alergi akan berkurang .
Untuk mencegah timbulnya gejala alergi dikenal 2 cara, yaitu dengan tidak makan makanan yang di ketahui menyebabkan alergi dan melakukan desensitisasi terhadap makanan tersebut.
Cara desensitisasi hanya dilakukan untuk menetapkan diagnosis, diet tersebut adalah :
1. Diet Eliminasi
- Mula mula diberikan makanan yang jarang menimbulkan alergi dan menghindari makanan yang sering menimbulkan alergi. Cara ini dipertahankan sampai gejala hilang cukup lama.
- Kemudian bila tidak terdapat gejala dalam waktu 5 hari, maka dapat ditambahkan jenis gandum. Telur dan susu diberikan terakhir
2. Diet Provokasi
- Diet ini diberikan bila diet eliminasi tidak berhasil menemukan penyebab alergi.
- Pada diet ini diberikan makanan yang memungkinkan menyebabkan alergi lebih tinggi, yaitu ikan, udang, telur, dan susu.
- Bahan makanan tersebut diberikan 2-4 hari. Bila timbul gejala alergi , maka makanan tersebutlah yang menjadi penyebabnya.
Berikut adalah anjuran berdasarkan Evidence Based Medicine (EBM) terbaru untuk mencegah alergi makanan pada bayi :
1. Untuk semua bayi
- Aplikasikan pola makan sehat dan seimbang bagi ibu selama hamil dan menyusui, termasuk berbagai jenis makanan yang berpotensi alergenik.
- ASI Eksklusif adalah nutrisi terbaik untuk bayi selama 6 bulan pertama kehidupannya.
- Penyapihan sebaiknya tidak dilakukan sebelum usia minimal 17 bulan.
- Mulailah MPASI selagi bayi masih menerima ASI, sebaiknya pada usia 6 bulan
- Pemberian MPASI terlalu dini meningkatkan resiko alergi pada bayi, kalaupun diperlukan pemberian makanan bayi pada usia 4-6 bulan haruslah dari bahan makanan dengan potensi alergi rendah.
- Pemberian MPASI terlalu lambat dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya, serta menghambat proses pengenalan berbagai jenis makanan sehingga akan meningkatkan resiko terjadinya alergi
- Pada usia di atas 12 bulan sebaiknya telah menerima semua jenis makanan yang cocok untuk usianya, termasuk bahan – bahan yang berpotensi alergi
- Hindari paparan asap rokok selama hamil dan setelah bayi lahir.
2. Untuk bayi dengan riwayat alergi pada keluarganya :
- Jangan berikan susu sapi formula standar selama 4-6 bulan pertama, jika diperlukan alternatif yang direkomendasikan adalah susu formula hidrolisat parsial atau total. Formula jenis ini diberikan sampai usia 4-6 bulan, atau sampai bayi menerima susu sapi dalam bentuk lain pada MPASI-nya.
- Saat memperkenalkan bahan makanan alergenik, seperti gandum, telur, dan susu mulailah dari jumlah sedikit (misalnya setengah sendok teh), dan satu jenis saja setiap kalinya.
- Hindari pemaparan terhadap tungau debu rumah (house dust mite) dengan menjaga kebersihan kamarnya dan melapisi tempat tidurnya dengan seprai tahan air.
(Instalasi GIZI RS Panti Waluyo)